Ryan Garcia vs Devin Haney berlangsung mengejutkan, terutama karena Devin Haney, yang lebih diunggulkan, mengalami kesulitan sepanjang duel.
Ryan Garcia vs Devin Haney menjadi pertandingan yang mengejutkan banyak pihak. Devin Haney yang diunggulkan malah kesulitan sepanjang duel.
Banyak orang mengatakan kalau Devin melakukan kesalahan strategi sehingga terus diserang sepanjang pertandingan. Ryan Garcia sendiri berhasil melambungkan namanya karena kemenangan ini.
Perbandingan Karir Ryan Garcia vs Devin Haney
Ryan Garcia dan Devin Haney adalah dua bintang muda yang sedang naik daun di dunia tinju profesional, masing-masing membawa gaya bertarung unik dan prestasi yang membedakan mereka dalam karir mereka.
Ryan Garcia Menunjukan Kecepatan dan Keberanian
Ryan Garcia, dengan wajah tampan dan kecepatan tangan yang luar biasa, memasuki dunia tinju profesional pada tahun 2016 setelah menjalani karir amatir yang gemilang.
Garcia, lahir di Victorville, California, memiliki rekor amatir yang mengesankan dengan 215 kemenangan dan hanya 15 kekalahan. Sejak awal, dia dikenal dengan kekuatan pukulannya yang mematikan, terutama hook kiri yang menjadi andalannya di atas ring.
Dengan julukan “KingRy,” Garcia menggunakan media sosial untuk mempromosikan dirinya, membangun basis penggemar yang besar dan setia.
Keberhasilan Garcia tidak hanya terletak pada keterampilannya di ring, tetapi juga pada kemampuannya memikat penonton.
Popularitasnya di media sosial, di mana dia memiliki jutaan pengikut, menambah daya tariknya dan membantu mempromosikan pertarungan-pertarungannya kepada audiens yang lebih luas.
Meski belum meraih gelar juara dunia penuh, kemenangan beruntun Garcia dan karismanya membuatnya menjadi salah satu bintang muda paling menonjol dalam tinju modern.
Devin Haney Dengan Teknik dan Ketahanan
Devin Haney, yang memulai karir profesionalnya pada usia 17 tahun, memiliki pendekatan yang lebih metodis dan teknik yang cermat di atas ring.
Berasal dari San Francisco, California, Haney menunjukkan potensi besar sejak muda dengan rekor amatir yang luar biasa: 138 kemenangan dan hanya 8 kekalahan.
Karir profesionalnya dimulai di Meksiko karena usianya yang masih muda, yang mempercepat pengembangan keterampilannya di ring.
Dikenal dengan julukan “The Dream,” Haney menonjol dengan teknik bertahan yang solid dan strategi yang cerdas. Dia tidak mengandalkan kekuatan knockout, tetapi lebih pada akumulasi poin dan pengendalian pertarungan.
Pada 2019, Haney meraih gelar juara dunia WBC kelas ringan setelah Vasyl Lomachenko dinaikkan menjadi “franchise champion.”
Duel di Ring, Unjuk Pertarungan Gaya dan Teknik
Pertarungan antara Garcia dan Haney menjadi pertemuan yang menarik dua pendekatan yang sangat berbeda dalam tinju. Garcia, dengan kecepatan dan kekuatan KO-nya, melawan Haney, yang lebih mengandalkan strategi dan teknik bertahan.
Pertarungan mereka adalah demonstrasi dari kecepatan versus kecerdasan, di mana Garcia terus menyerang sementara Haney mencoba menavigasi pertarungan dengan hati-hati.
Meski Haney diunggulkan, ia mengalami kesulitan mengatasi agresi Garcia, menunjukkan kelemahan dalam strategi yang diterapkannya.
Garcia berhasil mengejutkan banyak pihak dengan terus menekan dan menyerang sepanjang pertarungan, memanfaatkan setiap celah yang diberikan Haney.
Kemenangan ini tidak hanya mengangkat status Garcia tetapi juga menyoroti perlunya fleksibilitas dalam strategi bagi Haney, terutama ketika menghadapi lawan dengan gaya bertarung yang berbeda.
Kisah Masa Lalu Ryan Garcia
Ryan Garcia, dikenal dengan julukan “KingRy,” adalah salah satu petinju muda paling menonjol dalam dunia tinju saat ini. Kisahnya dimulai di Victorville, California, tempat ia tumbuh besar dan mulai merajut mimpi menjadi petinju profesional.
Awal Karir Amatir: Pengejaran Mimpi
Karir tinju Ryan Garcia dimulai di usia 7 tahun ketika ia pertama kali mengenakan sarung tinju dan memasuki ring.
Dedikasinya terhadap olahraga ini tampak jelas sejak awal. Berlatih dengan intensitas dan semangat yang tak tertandingi, Ryan mengembangkan keterampilan bertarung yang mengesankan, terutama kecepatan tangan dan refleksnya yang luar biasa.
Dilahirkan pada 8 Agustus 1998, Garcia menunjukkan minat dan bakat dalam tinju sejak usia muda, terinspirasi oleh ayahnya yang juga seorang pelatih tinju.
Dengan dukungan penuh dari keluarganya, terutama ayahnya Henry Garcia dan ibunya Lisa Garcia, perjalanan Ryan dalam dunia tinju amatir pun dimulai.
Selama karir amatirnya, Garcia berkompetisi dalam berbagai turnamen nasional dan internasional, mengumpulkan lebih dari 215 kemenangan dengan hanya 15 kekalahan.
Salah satu pencapaian paling menonjol dalam karir amatirnya adalah memenangkan kejuaraan nasional AS di level junior dan remaja.
Prestasi ini tidak hanya mengokohkan reputasinya sebagai salah satu petinju muda terbaik di negara itu tetapi juga menarik perhatian dari berbagai pelatih dan penggemar tinju.
Transformasi ke Profesional
Pada tahun 2016, di usia 17 tahun, Garcia memutuskan untuk beralih ke karir profesional. Debutnya di ring profesional terjadi pada Juni 2016 melawan Edgar Meza, yang ia kalahkan melalui TKO di ronde pertama.
Dengan wajah tampan dan kepribadian karismatik, serta gaya bertarung yang eksplosif, Garcia dengan cepat menarik perhatian di dunia tinju profesional. Ia dengan cepat naik peringkat, menang secara beruntun dengan cara yang mengesankan, sering kali melalui knockout.
Garcia kemudian menandatangani kontrak dengan Golden Boy Promotions, promotor ternama yang dipimpin oleh legenda tinju Oscar De La Hoya.
Langkah ini memberikan dorongan besar pada karirnya, memungkinkan dia untuk bertarung di bawah sorotan utama dan melawan lawan yang lebih tangguh.
Di bawah bimbingan Golden Boy, Garcia menghadapi serangkaian pertarungan yang menantang, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam teknik dan strategi bertarungnya.
Kisah Masa Lalu Devin Haney
Sejak awal, Devin menunjukkan semangat yang luar biasa untuk berlatih dan belajar. Ia sering kali berlatih dengan intensitas yang tinggi, mengasah keterampilan bertarungnya di gym dan berpartisipasi dalam turnamen lokal.
Karir Amatir Dengan Rekor Mengagumkan
Karir amatir Devin Haney ditandai dengan kesuksesan yang luar biasa. Selama karir amatirnya, Devin mencatat rekor mengesankan dengan 138 kemenangan dan hanya 8 kekalahan.
Ia memenangkan beberapa gelar kejuaraan nasional, termasuk Kejuaraan Junior Olimpiade Nasional dan National Silver Gloves. Pengalaman bertarungnya yang luas dan kemenangannya di turnamen-turnamen besar menjadikan Devin sebagai salah satu petinju amatir terbaik.
Di usia 17 tahun, Devin menghadapi pilihan besar dalam hidupnya: melanjutkan karir amatirnya dan mengejar Olimpiade atau beralih ke tinju profesional.
Dengan bimbingan ayahnya dan keyakinan pada kemampuannya sendiri, Devin memutuskan untuk melompat ke dunia tinju profesional, membawa serta keahlian dan pengalaman yang telah ia peroleh di level amatir.
Awal Karir Profesional
Karena Devin masih terlalu muda untuk mendapatkan lisensi bertarung di Amerika Serikat, ia memulai karir profesionalnya di Meksiko pada usia 17 tahun. Debut profesionalnya terjadi pada Desember 2015 melawan Gonzalo Lopez, yang ia kalahkan dengan TKO di ronde pertama.
Pertarungan ini menjadi awal dari serangkaian kemenangan mengesankan di Meksiko, di mana Devin bertarung melawan berbagai lawan untuk membangun rekornya dan mengembangkan keterampilannya di atas ring.
Pengalaman bertarung di Meksiko memainkan peran penting dalam pembentukan gaya bertarung Devin. Ia menghadapi lawan-lawan yang lebih berpengalaman dan tangguh, yang membantunya mengasah teknik dan strategi bertarungnya.
Dalam beberapa tahun, Devin berhasil mencatatkan rekor sempurna dengan kemenangan KO dan keputusan bulat, menarik perhatian dari promotor tinju besar dan media internasional.
Kembali ke Amerika Serikat Untuk Meraih Pengakuan
Setelah berkarir di Meksiko, Devin akhirnya mendapatkan lisensi bertarung di Amerika Serikat pada usia 18 tahun. Ia kembali ke tanah airnya dengan keyakinan dan pengalaman bertarung yang lebih matang.
Pertarungan pertamanya di AS adalah pada Januari 2017, melawan Mike Fowler, yang ia menangkan dengan TKO di ronde kedua. Kemenangan ini membuka jalan bagi Devin untuk bertarung di panggung yang lebih besar dan melawan lawan yang lebih tangguh.
Pada 2018, Devin Haney menandatangani kontrak dengan promotor ternama Matchroom Boxing, yang dipimpin oleh Eddie Hearn. Kontrak ini memberikan Devin kesempatan untuk bertarung di bawah sorotan utama dan meningkatkan profilnya di dunia tinju.
Salah satu momen penting dalam karirnya datang pada November 2019, ketika ia meraih gelar juara dunia WBC kelas ringan setelah Vasyl Lomachenko dinaikkan menjadi “franchise champion.”
Dengan gelar ini, Devin menjadi juara dunia termuda di divisi ringan dan mendapatkan pengakuan luas sebagai salah satu bintang muda paling menjanjikan.
Jika Anda adalah pencinta olahraga boxing, mencari situs live streaming sekarang tidak sulit. Anda bisa menggunakan jalalive untuk menyaksikan pertandingan boxing menarik sepereti Ryan Garcia vs Devin Haney.